Komunikasi
Antarpribadi
Ketika
kita melakukan komunikasi interpersonal, anggap saja kita sedang memikirkan
masalah pribadi kita. Lalu, hasil pemikiran tersebut kita sampaikan pada teman
baik kita. Ketika berkomunikasi dengan teman baik kita itulah yang disebut
komunikasi interpersonal. Pada saat berdialog tersebut, adakalanya kita menjadi
pendengar, adakalanya kita menjadi pembicara. Komunikasi antara dua orang
tersebut biasa disebut komunikasi diadik (dyadic communication).
Komunikasi interpersonal biasanya
terjadi antara dua atau tiga orang. Suasana relasi yang begitu akrab, erat,
penuh kekeluargaan. Seperti itulah yang merupakan cirri komunikasi
interpersonal. Berbeda lagi jika terjadi komunikasi antara dua orang yang tidak
saling kenal, atau baru kenal seperti dialog dengan penjaga toko atau yang
lainnya. Hal tersebut tidak termasuk dalam komunikasi interpersonal. Karena
suasana atau latar komunikasinya tidak menunjukkan suasanan informal yang penuh
keakraban atau suasana kekeluargaan.
Komunikasi
interpersonal ini dilakukan karena berbagai tujuan. Bisa untuk memecahkan
masalah, menangani konflik, atau sekadar bertukar informasi dan memenuhi
kebutuhan sosial kita untuk berinteraksi dengan orang lain.
A. Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi
Menurut Craig komunikasi adalah suatu
proses pengiriman dan penerimaan pesan. Komponen dalam proses komunikatif
adalah komunikator, pesan, media, saluran, kebisingan, umpan balik , dan
konteks.
Menurut Malcom R. Parks, komunikasi
antar pribadi merupakan bentuk komunikasi yang diatur oleh norma relasional
atau Relational norm. biasanya terjadi dalam kelompok yang sangat kecil.
Norma-norma hubungan dikembangkan dan dipelihara pada hubungan yang akrab dan
dekat. Begitu ukurannya menjadi bertambah besar, maka komunikasi menjadi lebih
formal dan kurang bersifat pribadi.
Menurut Kathleen S Verdeber, komunikasi
antar pribadi merupakan proses seseorang menciptakan dan mengelola hubungan
mereka, serta menciptakan makna. Jadi, komunikasi antar pribadi sebagai proses,
yang merupakan rangkaian perilaku yang bertujuan terjadi dari waktu ke waktu
atau terulang-ulang seperti percakapan 20 menit di telepon seorang anak pada
ibunya untuk mendapat informasi keluarga. Jadi ada makna dari hubungan
komunikasi tersebut.
Konteks komunikasi antarpribadi dapat
terjadi ketika tatap muka, telepon, pesan teks, atau email. Interaksi ini dapat
terjadi di kelompok, organisasi, atau bahkan media.
Miller & Steinberg membagi dalam tiga
dimensi untuk perbandingan hubungan komunikasi antarpribadi dan komunikasi non
antarpribadi:
1. Pembentukan
peraturan-peraturan yang membentuk hubungan
2. Kriteria
untuk menentukan hubungan
3. Tingkat
pilihan individual di dalam hubungan
Menurut Richard L. Weaver II, terdapat
delapan karakteristik dalam komunikasi antar pribadi:
1. Melibatkan
paling sedikit dua orang
2. Adanya
umpan balik atau feedback
Umpan
balik merupakan pesan yang dikirim kembali oleh penerima kepada pembicara
3. Tidak
harus tatap muka
4. Tidak
harus bertujuan
5. Menghasilkan
beberapa pengaruh atau effect
6. Tidak
harus melibatkan atau menggunakan kata-kata
7. Dipengaruhi
oleh konteks
8. Dipengaruhi
oleh kegaduhan
B. Sejarah Perkembangan Komunikasi Antarpribadi
Studi komunikasi antarpribadi mulai
berkembang secara besar-besaran di Amerika Serikat sejak tahun 1960-an. Awal
tahun 1900-an, Georg Simmel telah melakukan observasi secara cermat mengenai
komunikasi antarpribadi yang sampai sekarang masih diperdebatkan meliputi
konsep-konsep seperti reciprocal knowledge, characteristics of the dyad,
interaction, rituals, secrecy, lies and truth, dan types of social
relationships.
Tahun 1920-an dan rahun 1930-an, banyak
bibit-bibit intelektual bagi studi komunikasi antarpribadi yang telah disemai.
Tahun 1960-an, 1970-an, dan 1980-an, walaupun banyaknya gagasan-gagasan dan
tulisan-tulisan dihasilkan selama beberapa masa sebelum tahun 1960-an,
berkembangnya komunikasi antarpribadi sebagai area studi akademik yang dikenal,
terutama merupakan hasil-hasil dari kekuatan sosial yang ada.
Pada akhir tahun 1970-an, studi mengenai
komunikasi antarpribadi telah ditetapkan sebagai bidang utama studi
bersama-sama dengan komunikasi massa di Amerika Serikat. Tidak demikian hanya
di Eropa, Asia, dan Amerika latin. Bahkan sampai saat ini, di luar Amerika
Serikat studi mengenai komunikasi antarpribadi menjadi bagian dari ilmu-ilmu
psikologi, sosiologi, atau antropologi, dan memiliki label pengenal yang
berbeda.
Selama tahun 1980-an, studi komunikasi
antarpribadi dicirikan oleh sejumlah perspektif teori yang baru atau segar.
Beberapa dari konsep dan teori yang mempunyai yang mempunyai pengaruh penting
pada waktu itu ialah coordinated management of meaning (cronen,
pearce, dan Harris, 1982; pearce, 1976), uncertainty reduction (Berger
dan Bradac, 1982), constructivism (Delia, O’ keefe, & O’ Keefe,
1982), dialectical theory (Baxter, 1988, Rawlins, 1983), dan expectancy
violations (Burgoon, 1983)
Pada tahun 1990-an juga merupakan waktu
ketika buku-buku yang dicetak memperluas dasar pengetahuan bagi pengetahuan
bagi berbagai bidang komunikasi antarpribadi, hal ini membantu meningkatkan
pengakuan bahwa ilmu pengetahuan di bidang ini diterima di dalam bidang
komunikasi dan disiplin ilmu pengetahuan lainnya, dilanjutkan juga diskusi
mengenai pentingnya pemikiran teoretis di bidang komunikasi antarpribadi. Pada
waktu yang sama, muncul teori-teori baru mengenai dan pendekatan-pendekatan
kepada studi komunikasi antarpribadi muncul di bidang seperti non verbal
behavior (Burgoon, stern, & Dillman, 1995), privacy (petronio,
2000), cognition (Berger, 1997, Greene, 1997) dan the potential
harmful (or “dark”) side of interpersonal communication (cupach
& spitzberg, 1994;spitzberg & cupach, 1998)
C.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Komunikasi Antarpribadi
1.
Persepsi
Interpersonal
Perilaku
kita dalam komunikasi interpersonal sangat bergantung pada persepsi
interpersonal. Jika anda diberitahu bahwa dosen yang baru itu galak dan tidak
suka dikritik, anda akan berhati-hati dala mengajukan pertanyaan. Jika anda
memersepsi kawan anda sebagai orang cerdas, bijak, dan senang membantu, anda
akan banyak meminta nasihat kepadanya.
Persepsi
interpersonal juga akan memengaruhi komunikasi. Contohnya jika anda menduga Susan
orang yang lincah, hangat, dan bersahabat, Susan akan berprilaku seperti itu
terhadap saya. Komunikasinya dengan saya menjadi lebih bebas, berani, dan
terbuka. Bila orang berprilaku sesuai dengan persepsi orang lain terhadap
dirinya, terjadilah apa yang disebut Self
Ful Filling Propechy (ramalan yang dipenuhi sendiri)
2.
Konsep
Diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya
bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita.
William D. Brooks mendefinisisikan konsep diri sebagai “those physical,
social, and psychologycal perceptions of of our selves that we have derived
from experiences and our interaction with others” (1974:40). Jadi, konsep
diri adalah “pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
3.
Atraksi
Interpersonal
Untuk mengetahui siapa tertarik kepada
siapa atau siapa menghindari siapa. Makin tertarik kita kepada seseorang, makin
besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan dia.
4.
Hubungan
Interpersonal
Menurut Anita Taylor, Komunikasi interpersonal
yang efektif meliputi banyak unsure, tetapi hubungan interpersonal barangkali
yang paling penting.
D. Fungsi Komunikasi Antarpribadi
Fungsi utama komunikasi ialah
mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan-imbalan tertentu berupa fisik,
ekonomi, dan sosial. Komunikasi insani baik yang non-antarpribadi maupun yang
antarpribadi semuanya mengenai pengendalian lingkungan guna mendapatkan
imbalan. Seperti dalam bentuk fisik, ekonomi, dan sosial (Miller &
Steinberg)
E.
Teori-Teori
Komunikasi Antarpribadi
Terdapat
beberapa teori komunikasi antarpribadi antara lain:
1. Pesan-pesan
antarpribadi
Terdapat interaksionisme simbolik dari
George Herbert Mead,teori pelanggaran harapan dari Judee K. Burgoon, teori
kebohongan antarpribadi dari Buller & Burgoon
a. Interaksionisme
simbolik
Teori Median menyatakan bahwa individu-individu
mengenal atau mengetahui diri mereka melalui interaksi dengan orang-orang lain,
yang berkomunikasi kepada mereka siapa mereka. Menurut Mead, tidak seorang pun
dilahirkan dengan dirinya dan diri itu tidak berkembang secara naluriah.
Sebaliknya, diri itu dikembangkan melalui proses sosial mengenai interaksi
dengan orang-orang lain.
2. Proses
kognitif
a. Konstruktivisme
Proses kognitif berupa konstruktivisme
yang dikembangkan oleh Jesse Delia, dimana tulisannya berupa hasil penelitian
berjudul “The Contructivist Approach to
Communication” dimuat dalam Human
Communication Theory : Comparative Essays. Inti dari perspektif ini
merupakan gagasan kembar, bahwa :
1. Individu-individu
berbeda dalam pengertian mengenai wilayah kemampuan kognitif sosial spesifik
mereka.
2. Perbedaan
dalam kemampuan-kemampuan ini menerangkan perbedaan dalam pembuatan pesan
Konstruktivisme sebagian didasarkan pada
teori dari George Kelly mengenai konsep-konsep pribadi yang mengemukakan bahwa
orang memahami pengalamannya dengan mengelompokkan dan membedakan
peristiwa-peristiwa yang dialaminya menurut persamaan-persamaan dan
perbedaan-perbedaannya.
Pasangan-pasangan yang berlawanan
seperti tinggi/rendah, hitam/putih, panas/dingin, yang digunakan untuk memahami
peristiwa-peristiwa dan benda-benda, dinamakan konsep-konsep pribadi atau personal constructs. Pemikiran ini yang
merupakan sumber nama teori George Kelly, yaitu personal construct theory.
3. Pengembangan
hubungan
a. Teori
penetrasi sosial
Teori ini nama atau nama aslinya social penetration theory merupakan
bagian dari teori pengembangan hubungan
atau relationship development theory. Teori
ini dikembangkan oleh Irwin Altman dan Damas Taylor. Altman dan Taylor dalam
teori penetrasi sosial mereka menjelaskan secara perinci peran dari
pengungkapan diri, keakraban, dan komunikasi dalam pengembangan hubungan
antarpribadi. Teori ini memfokuskan diri pada pengembangan hubungan, terutama
berkaitan dengan perilaku antarpribadi yang nyata dalam interaksi sosial dan
proses-proses kognitif internal yang mendahului, menyertai, dan mengikuti
pembentukan hubungan. Proses penetrasi sosial berlangsung secara bertahap dan
teratur dari sifatnya di permukaan ke tingkat yang akrab mengenai pertukaran
sebagai fungsi baik mengenai hasil yang segera maupun yang diperkirakan.
Menurut teori penetrasi sosial, prinsip
pengaturan bagi komunikasi pada pertemuan awal ialah berupa norma resiprositas.
Norma ini menyatakan bahwa kita merasa berkewajiban atau berutang untuk
mengembalikan pengungkapan pihak lain yang kita terima.
Menurut teori ini, kita akan mengetahui
atau mengenal diri orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang yang
bersangkutan, untuk mengetahui berbagai jenis informasi mengenai diri orang
lain.
Altman dan Taylor mengajukan empat tahap
perkembangan hubungan antar individu yaitu:
1. Tahap
orientasi
Tahap dimana komunikasi
yang terjadi bersifat tidak pribadi. Jika pada tahap ini keduanya saling merasa
cukup mendapat imbalan, maka mereka akan melanjutkan ke tahap berikutnya.
2. Tahap
pertukaran efek eksploratif
Tahap dimana mulai
muncul keterbukaan yang lebih dalam
3. Tahap
pertukaran efek
Tahap munculnya perasaan
kritis dan evaluative pada level yang lebih dalam
4. Tahap
pertukaran stabil
Adanya keintiman,
masing-masing individu member tanggapan dengan sangat baik.
b. Teori
reduksi ketidakpastian
Teori ini berasal dari Charles R. Berger
dan Richard J. Calabrese dari Northwestern University. Teori-teori seperti
persepsi manusia, pertukaran sosial, dan keseimbangan antarpribadi telah
seringkali digunakan sebagai kerangka kerja dan dari situ untuk memperoleh
hipotesis yang dapat diuji mengenai proses komunikasi antarpribadi.
4.
Pengaruh
a.
Teori disonansi
kognitif
Dalam
teorinya Festinger mengganti konsep mengenai konsepsi atau keseimbangan dengan
konsonan, dan ketidak seimbangan dengan istilah disonan. Menurut pandangan
Festinger adanya tekanan untuk menghasilkan hubungan-hubungan konsonan diantara
kesadaran-kesadaran dan menghindarkan disonan. Kognisi dapat berupa pengetahuan
(“menurut prakiraan cuaca hari ini hujan”), dapat berupa keyakinan (hujan
menyebabkan penyakit selesma), dapat merupakan pendapat (saya tidak suka akan
hujan) yang ada pada orang tentang dirinya, perilakunya atau lingkungannya.
Teori
Interaksi Simbolis
Teori
interaksi simbolis memfokuskan perhatiannya pada cara-cara yang digunakan
manusia untuk membentuk makna dan struktur masyarakat melalui percakapan.
Menurut
George Herbert Mead makna yang muncul sebagai hasil interaksi di antara manusia
baik secara verbal maupun nonverbal. Menurut paham ini, masyarakat muncul dari
percakapan yang saling berkaitan di antara individu. Individu berinteraksi
dengan individu lainnya sehingga menghasilkan suatu ide tertentu mengenai diri
untuk menjawab siapa anda sebagai manusia. Orang memahami dan berhubungan
dengan berbagai hal atau objek melalui interaksi sosial.
Menurut
pandangan interaksi simbolis, makna suatu objek sosial serta sikap dan rencana
tindakan tidak merupakan sesuatu yang terisolasi satu sama lain. Orang-orang
terdekat memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan kita. Mereka
memperkenalkan kita dengan kata-kata baru, konsep atau kategori baru yang akan
memberikan pengaruh kepada kita dalam melihat realitas. Orang terdekat membantu
kita belajar membedakan antara diri kita dengan orang lain sehingga kita terus
memiliki sense of self.
Konsep diri
merupakan objek sosial penting yang dipahami dalam jangka waktu tertentu selama
interaksi kita dengan orang-orang dekat. Konsep diri anda tidak lebih dari
rencana tindakan anda terhadap diri anda, identitas, ketertarikan, kebencian,
tujuan, ideology, serta evaluasi diri anda. Konsep diri member acuan dalam
menilai objek lain. Seluruh tindakan ini berawal dari konsep diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar