Ketika malam mempertemukan
dua insan...
Menyatukan keberadaannya dalam
dimensi ruang dan waktu yang sama.
Kehadirannya kan membawa
dunia baru dalam realita yang ada.
Malam itu mungkin memang tak
pernah berakhir, dengan segala warna baru yang semakin terangkai.
Tak lagi mampu menerjemahkan
arti hadirnya yang secara tiba-tiba,
Namun...
Waktu tak pernah
membiarkannya untuk tetap terpaku dalam segudang tanda tanya
Dunia malam itu tak mampu
mengusik,
Bahkan tak lagi mampu
merangkai kata yang paling sederhana sekalipun tuk dipersembahkan pada sang
Maha Kasih...
Ketika tiada batas lagi,
antara keduanya...
Tiada kata benci, suka,
senang, sayang, atau bahkan cinta sekalipun..
Tiada kata yang mampu
diungkapkan
Semua itu lenyap
bersamanya...
Tapi kisahnya tak tertulis
sesederhana itu...
Hingga detik ini, belum
pernah mampu menerjemahkan rangkaian
kata itu dalam makna paling singkat sekalipun.
Karena memang tak pernah
tau apa alasan hadirnya, entah mempersembahkan luka, ataukah gelak tawa. Namun dua
hal itu takkan hilang salah satunya karena naluri kehidupan tak pernah terdiri
dari salah satu dari keduanya.
Semua benar-benar menjadi
berbeda
Bahkan kisah yang dimiliki
pun tak sama seperti sediakala.
Hingga pada akhirnya kisah
ini menyatu. Namun kisah apakah yang akan ada itulah yang tak bisa diketahui.
Karena tiada cinta, kasih,
ataupun sayang...
Tak pernah ada harapan
Karena harapan pun seakan
telah sirna, bersama waktu yang kian berlalu.
Sebait puisi ini yang
mungkin mewakili..
Kau
seakan menjadi bayang-bayang semu, yang tak pernah mampu untuk ku genggam...
Kau
pun bisa menjelma menjadi satu dari jutaan
bintang yang ada di langit yang tak pernah bisa kuraih...
Kau
pun ada bersama waktu yang menjadi bagian hidupku...
Keberadaanmu
melekat bersama waktu.
Masih disini bersama
nada-nada rindu yang selalu tersimpan,
Hanya berharap bisa
sampaiakan lewat angin yang berhembus..
Tak ingin ada luka yang
tergoreskan, atau sayatan hati yang membekas..
Merasuki jiwa yang hampa
akan ruang keabadian...
Tanpa irama...
Tanpa rasa
Penuh kesunyian tanpa
batas,
Hingga titik akhir, puncak
tertinggi akan kehadiran itu..
Tergenggam dalam jiwa yang
sunyi,
Menyimpan kata yang tak
lagi berarti
Mojokerto, 12 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar