Minggu, 11 Juni 2017

Catatan Akhir Kuliah

          
Cinta itu bagaikan Skripsi, disitu ada pendahuluan, latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan, dan  yang terakhir yakni kesimpulan.
”Catatan Akhir Kuliah”

Itulah warna-warni kehidupan. Seperti yang ada dalam kisah film catatan akhir kuliah, seorang mahasiswa yang menempuh semester akhir dan masih berusaha untuk menyelesaikan skripsinya. Namun tak dapat dipungkiri di sisi lain memang merindukan orang tercinta yang kan menemani serta mendampingi.
          Karena Skripsi adalah sebuah kumpulan catatan panjang, di dalamnya ada tujuan, bimbingan, penelitian, teori, praktikum, harapan, Cinta, dan juga dedikasi…
          Dibalik karya mereka (Skripsi), tentunya ada orang-orang tercinta yang selalu mempersembahkan cinta kasihnya. Jangan selalu mengartikan Cinta dengan “Pasangan”. Memang salah satunya, namun bukan satu-satunya. Adakalanya orang-orang tercinta itu adalah sahabat kita, yang menjadi teman seperjuangan, berproses bersama, dan jatuh bangun bersama kita pula. Ada lagi yakni Orang Tua kita. Nan  jauh di seberang sana, Ayah dan Ibu kita tak henti-hentinya mendoakan. Dan tak mampu kita ingkari, bayangan mereka juga seringkali melintas di benak kita. Pasti tersimpan di lubuk hati terdalam akan angan tuk membahagiakan mereka. Dan salah satunya yakni dengan Wisuda kita di akhir kuliah. Bersyukurlah kita semua masih diberi kesempatan tuk menyelesaikan S1, dan menyandang gelar sarjana.
          Oleh karena itu pula, tak asing bagi kita jika melihat nama-nama mereka tercantum dalam lembaran Skripsi kita.
          Saat ini, mungkin orang-orang yang kita sayangi itu sedang dalam benak kita. Siapa kah gerangan?
Orang tuakah? Atau sahabat, yang senantiasa meluangkan waktunya menemani tugas-tugas kita? Atau, nama seseorang yang kita harapkan menemani di pelaminan?
          Waktu semakin berlalu, seingatku saja baru kemarin mengikuti Oscaar yang sekarang berganti nama menjadi PKKMB. Namun setelah ini sudah terbebas dari Ma’had atau Intensif, sebentar lagi akan KKN, Magang, dan lain sebagainya.
          Hingg a akhirnya, yah kita bakal bertemu dengan “Skripsi” ini.
Namun, jangan pernah dilupakan. Puncak kesukesan kita bukanlah pencapaian Wisuda itu. Namun setelahnya….
Ketika kamu telah berhasil mempersembahkan Wisuda itu, apa yang akan kamu persembahkan selanjutnya pada mereka. Pada orang tua, sahabat, serta kekasih yang kan menemanimu.
Apa yang akan kamu lakukan setelah kamu lulus?
Wisuda bukan puncak  Kesuksesan, melainkan gerbang awal menuju kesana….

Kalau di film catatan akhir kuliah, seorang “Sam” akhirnya berhasil wisuda di semester  11nya, dan dia juga berhasil mendapatkan cintanya “Kodok” dengan syarat harus wisuda dulu. Karena “Sam” sudah berhasil wisuda, akhirnya dia pun diterima cintanya oleh gadis manis yang dipanggil “Kodok”.
          Itu catatan akhir kuliahnya “Sam”, kalau catatan akhir kuliah kamu gimana?


Oleh: @Mey_Fath07

Sabtu, 03 Juni 2017

Keutamaan Mengakhirkan makan Sahur
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,
Halo Sahabat Ikhwan dan Akhwat yang dirahmati Allah,
Nggak terasa kita udah mulai mendekati pertengahan Ramadhan, Hayo siapa yang udah bolong ? jangan lupa diqadha’ ya sehabis idul fitri besok.
Sahabat Ikhwan dan Akhwat sekalian,
Sudah pada tahu kan  apa saja sih yang disunahkan di bulan Ramadhan ini,
Berikut ini lah Amalan-amalan yang disunahkan di bulan suci Romadhon:
1.    Menyegerakan berbuka puasa
2.    Memperbanyak Tadarus Al-Qur’an
3.    Sholat Tarawih
4.    Memberi makan orang yang berbuka
5.    Mengakhirkan makan sahur

Lah, udah pada tahu kana pa aja amalan sunah di bulan yang penuh berkah ini. Salah satunya adalah makan sahur. Tidak hanya dalam puasa Ramadhan yang wajib saja, melainkan juga dalam puasa sunnah. Keutamaan yang luar biasa dari makan sahur dapat kita cermati dalam pembahasan berikut ini.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan sahuur (السَحُور), secara bahasa Arab berarti makanan yang disantap sebelum berpuasa. Adapun suhuur (سُحُور), adalah perbuatan menyantap makanan sahur. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) sahur artinya makan pada dini hari (disunahkan menjelang fajar sebelum subuh) bagi orang-orang yang akan menjalankan ibadah puasa.
Terdapat beberapa hadits yang menyebutkan tentang keutamaan makanan sahur, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam makanan sahur terdapat barakah” (Muttafaqun ‘alaih)
Keutamaan Makanan Sahur
Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Adapun barakah makanan sahur secara dhahir (nampak), yaitu dengan kuatnya badan ketika berpuasa, menjadikannya rajin beribadah, menjadikannya termotivasi ingin menambah lagi amalan puasanya, karena nampak ringan puasa baginya setelah makan sahur, dan inilah makna yang benar dari makan sahur. Kemudian juga dengan bangun sahur dapat menjadikannya berdoa dan berdzikir di waktu yang mulia, yaitu waktu ketika turun Ar Rahmah, dan diterimanya doa dan diampuninya dosa. Seorang yang bangun sahur dapat berwudhu kemudian shalat malam, kemudian mengisi waktunya dengan doa, dzikir, dan shalat malam, dan menyibukkan diri dengan ibadah lainnya hingga terbit fajar.”
Demikian pula, Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur. Dari Abu Sa’id Al Khudri dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Makanan sahur adalah makanan yang barakah maka janganlah kalian meninggalkannya, walaupun seorang dari kalian hanya sahur dengan meneguk air, karena sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur”. (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/44, 12 berkata Al Mundziri dalam At Targhib wa At Tarhib 2/139 : riwayat Ahmad dan sanadnya kuat, dan berkata Al Haitsami dalam Al Majmu’ 3/150 : riwayat Ahmad dan didalamnya terdapat Rifa’ah, aku tidak mendapati keterangan tentang tsiqahnya maupun kritikan atasnya, adapun rijal lainnya shahih)
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Makan Sahur
Diutamakan mengakhirkan makan sahur di akhir waktunya, selama tidak khawatir akan terbitnya fajar. Sedangkan dari hadits Anas bin Malik, dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata, “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian kami berdiri untuk mengerjakan shalat.” Anas berkata, “Aku berkata kepada Zaid, ‘Berapa rentang waktu antara adzan dan sahur?’ Zaid menjawab, ‘Kira-kira 50 ayat’” (Muttafaqun ‘alaih)
Sebagian orang mengira bahwa ketika sahur wajib baginya untuk berhenti, atau minimal mengira bahwa dianjurkan baginya berhenti, sebelum waktu fajar tiba. Anggapan ini tidak ada dalilnya.
 “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar” [QS. Al-Baqarah : 187]
Sehingga dalam ayat ini jelaslah bagi kita, bahwa akhir waktu bagi makan dan minum adalah terbitnya fajar. Demikianlah apa yang bisa kami sampaikan mengenai keutamaan makanan sahur. Wa shallallaahu ‘ala nabiyyina muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam.