Rabu, 26 Oktober 2016

Sejarah singkat Ikrar Sumpah Pemuda

28 Oktober 1928 merupakan salah satu hari yang tercatat dalam sejarah negara Indonesia. Karena memang pada hari itu merupakan awal mulanya para pemuda Indonesia bersatu. Ikrar sumpah pemuda tersebut merupakan hasil dari Kongres Pemuda yang kedua oleh organisasi perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPPI).
Organisasi tersebut beranggotakan para pelajar dari seluruh Indonesia. Namun dalam kongres pemuda tersebut, tidak hanya dihadiri anggota PPPI saja. Melainkan juga perwakilan dari berbagai organisasi-organisasi daerah seperti Jong Java(Jawa), Jong Sumateranen Bond (Sumatra), Jong Minahasa (Minahasa), Jong Batak (Batak), dan berbagai macam yang lainnya.
Kongres pemuda tersebut dilaksanakan selama tiga sesi dan tiga tempat yang berbeda. Rapat yang pertama dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 1928 di gedung Katholieke Jongenlinen Bond (KLB), rapat kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Oost Javabioscoop, dan rapat penutupnya di  gedung Indonesische Clubgebow di jalan Kramat Raya No. 106.
Rumusan dari sumpah pemuda tersebut ditulis oleh M. Yamin dan dibacakan pertama kali oleh Soegondo dan dijelaskan lebih lanjut oleh Yamin. Dalam peristiwa bersejarah tersebut juga merupakan awal mulanya diperdengarkan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman


Konsep Cinta hari ini

              Ketika cinta memiliki konsep begitu sederhana, lantas apa makna dari setia? Cinta memang suatu kata yang paling sederhana. Suatu kata yang tak mampu terpecahkan dan teruraikan lagi. Di dalamnya tak pernah tersimpan kata kebencian. Karena konsep dari cinta sendiri hanyalah memberi. Cinta tak pernah sedikit pun untuk mengharap kembali.
              Sedangkan Kata Setia....
Bahkan tak mampu untuk ku jumpa dengan kata tersebut. Atau bahkan aku tak yakin pula jikalau kata Setia tersebut bisa sampai merasuk ke dalam jiwa para pecinta. Karena kata kesetiaan sendiri, identik dengan air mata. Kata kesetiaan hanyalah berbasis wacana, yang menjadi identitas formal.
              Karena konsep cinta tak harus memiliki. Jika kamu cinta, ya sudah Cinta saja. Sederhana bukan???
              Untuk setia??? Silahkan...
Setia pada Cinta_mu, ataukah setia pada orang yang kamu cintai???
              Di setiap cerita yang ku temui, Setia ada karena dia tak pernah mencinta. Mungkin, yang ada karena alasan bertahan pada satu pilihan.
              Lantas, bagaimana cara setia? Bertahan pada satu pilihan dengan alasan cinta? Padahal cinta sendiri pun tak pernah melarang untuk memilih mencintai lebih dari satu. Ataukah Setia itu tidak mengisi kekosongan, atau tidak berpaling?
              Lantas bagaimana dengan Konsep ‘Bosan’ ???

              

Gresik Kenangan

Disinilah aku malam ini...
Di kota kecil penuh kenangan,
Kota yang menyimpan berjuta kisah
Gresik...
Kota kelahiranku....
    Bahkan entah mengapa malam ini aku merasa tersimpan sebuah kenangan yang membawa ketenangan untukku,
Karena malam ini aku berada di kamar kecilku ditemani irama musik yang begitu kusukai seakan membawa fikiranku serasa melayang...
    Disaat sebelumnya aku merasa kepalaku begitu berat, hingga separuh dari hariku kupilih untuk kugunakan menggeletakkan kepalaku. Hingga pada akhirnya kupilih untuk pulang ke kampung halaman,
    Disinilah aku memilih menutup hariku...
    Mungkin ini sedikit pilihan Tuhan yang diberikan kepadaku....
Memang kurasa begitu lama aku melupakan moment seperti ini...
Apalagi ketika aku resmi menyandang Mahasiswa...
Tak pernah sedikitpun kucoba mendekati...
Saat-saat aku terpaku bersama diamnya malam...
    Untuk saat ini aku pun berusaha menghapuskan semua kisah-kisah kelam di masa silam...
    Karena disini aku masih menggenggam erat apa impianku....
Kuyakini apa yang ku cita-citakan...
Raihlah apa yang ingin kamu raih,
Cintai apapun yang ingin kamu cintai,

Genggamlah apa yang ingin kamu genggam...
Gresik,10 Oktober 2016

Jumat, 21 Oktober 2016

amarah tak bertuan

Kemarahan...???
Sebuah kata dengan banyak makna..
Bahkan hanya sebuah kata amarah, apapun bisa termusnahkan
Kebaikan dan kesucian
Bahkan kekuatan cinta pun kan hilang begitu saja..
          Entah kekuatan seperti apa yang tersimpan di dalamnya
Lantas,,
Hentakkan !!
Luluh lantahkan semua amarah,
Hingga batas akhir puncak amarahmu
          Jangan sampai kau tergenggam dalam kata amarah
          Biarkan kau yang membawa kemusnahan
Seperti apa
Dan dimana kamu berakhir dengan semuanya

Surabaya, 13 Oktober 2016

hariku

Hari ini…
Ara merasakan dirinya begitu lelah. Lelah hati, badan, dan fikiran. Entah hal apa saja yang telah dia lakukan hingga semua itu dia dapati dalam dirinya.
            Siang hari ini, Ara sedang berada dalam suatu proses. Dia tercatat dalam bagian kepanitiaan suatu acara Diklat di salah satu Unit Kegiatan Khusus (UKK) di kampusnya. Diantara sekian banyak organisasi maupun Unit kegiatan yang ia ikuti ia memang tergolong aktif di salah satu Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ara Aita yang saat ini sedang mengadakan acara Diklat Jurnalistik Dasar (DJD).
            Selama dia mengikuti acara DJD, banyak sekali hal lain yang mengganggu fikirannya. Karena memang di tempat lain, terdapat beberapa agenda juga yang menanti kehadirannya. Namun karena hidup memang adalah sebuah pilihan, maka yang menjadi pilihan Ara sendiri yakni memilih mengikuti kepanitiaan DJD.
            Namun tak bisa dipungkiri bahwasanya telah lama dia tenggelam dalam dilema tersebut. Bahkan Ara merasa bahwa dirinya telah melangkah ke belakang secara begitu perlahan dari proses tersebut. Itu yang membuat Ara begitu kecewa dan dilema. Ara sangat tak menginginkan hal tersebut terjadi. Karena bagaimanapun juga Ara bisa seperti ini pun karena proses yang telah dia jalani selama ini disana.
            Bahkan tak sekali dua kali Ara berpikiran pergi dari semuanya. Bukan hal yang mustahil jika Ara pun ingin memiliki waktu luang dimana tidak ada hal apapun yang mengejar dan mencari keberadaannya. Karena memang kerapkali dia merasa proses yang dia temui cukup menyakitinya. Bisa dilihat dan direnungkan, buat apa coba hari libur nasional, Free Day, Weekend, yang ada masih muncul di kampus. Menghabiskan waktu selama tiga hari. Tiga hari bukan waktu yang sebentar, tiga hari sudah bisa dikatakan separuh dari waktu seminggu. Hari yang mana seharusnya istirahat di rumah, kumpul bareng keluarga, main dan nongkrong sama temen, liburan sama pacar..?? namun nyatanya, harus menghabiskan waktu di kampus. Buat acara??? Yang entah seperti apa. Ara pun hanya bisa bergumam “Buat apa coba, demi apa aku ngelakuin semua ini… karena apa aku bisa berada disini di tempat ini untuk saat ini??? “ Ujarnya dalam hatinya.
Namun sekali lagi dia pun berfikir, jika semua itu telah benar-benar terjadi. Jika ia benar-benar melangkah pergi dari semuanya.  lantas bagaimana kisah akhir yang akan dia temui. Jika proses saja tak terlampaui, akankan dia bisa mendapat hasil yang dia inginkan.