Kamis, 14 April 2016

Teori Komunikasi Antarpribadi



Komunikasi Antarpribadi
Ketika kita melakukan komunikasi interpersonal, anggap saja kita sedang memikirkan masalah pribadi kita. Lalu, hasil pemikiran tersebut kita sampaikan pada teman baik kita. Ketika berkomunikasi dengan teman baik kita itulah yang disebut komunikasi interpersonal. Pada saat berdialog tersebut, adakalanya kita menjadi pendengar, adakalanya kita menjadi pembicara. Komunikasi antara dua orang tersebut biasa disebut komunikasi diadik (dyadic communication).
            Komunikasi interpersonal biasanya terjadi antara dua atau tiga orang. Suasana relasi yang begitu akrab, erat, penuh kekeluargaan. Seperti itulah yang merupakan cirri komunikasi interpersonal. Berbeda lagi jika terjadi komunikasi antara dua orang yang tidak saling kenal, atau baru kenal seperti dialog dengan penjaga toko atau yang lainnya. Hal tersebut tidak termasuk dalam komunikasi interpersonal. Karena suasana atau latar komunikasinya tidak menunjukkan suasanan informal yang penuh keakraban atau suasana kekeluargaan.
Komunikasi interpersonal ini dilakukan karena berbagai tujuan. Bisa untuk memecahkan masalah, menangani konflik, atau sekadar bertukar informasi dan memenuhi kebutuhan sosial kita untuk berinteraksi dengan orang lain.
A.    Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi
Menurut Craig komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan. Komponen dalam proses komunikatif adalah komunikator, pesan, media, saluran, kebisingan, umpan balik , dan konteks.
Menurut Malcom R. Parks, komunikasi antar pribadi merupakan bentuk komunikasi yang diatur oleh norma relasional atau Relational norm. biasanya terjadi dalam kelompok yang sangat kecil. Norma-norma hubungan dikembangkan dan dipelihara pada hubungan yang akrab dan dekat. Begitu ukurannya menjadi bertambah besar, maka komunikasi menjadi lebih formal dan kurang bersifat pribadi.
Menurut Kathleen S Verdeber, komunikasi antar pribadi merupakan proses seseorang menciptakan dan mengelola hubungan mereka, serta menciptakan makna. Jadi, komunikasi antar pribadi sebagai proses, yang merupakan rangkaian perilaku yang bertujuan terjadi dari waktu ke waktu atau terulang-ulang seperti percakapan 20 menit di telepon seorang anak pada ibunya untuk mendapat informasi keluarga. Jadi ada makna dari hubungan komunikasi tersebut.
Konteks komunikasi antarpribadi dapat terjadi ketika tatap muka, telepon, pesan teks, atau email. Interaksi ini dapat terjadi di kelompok, organisasi, atau bahkan media.
      Miller & Steinberg membagi dalam tiga dimensi untuk perbandingan hubungan komunikasi antarpribadi dan komunikasi non antarpribadi:
1.      Pembentukan peraturan-peraturan yang membentuk hubungan
2.      Kriteria untuk menentukan hubungan
3.      Tingkat pilihan individual di dalam hubungan
Menurut Richard L. Weaver II, terdapat delapan karakteristik dalam komunikasi antar pribadi:
1.      Melibatkan paling sedikit dua orang
2.      Adanya umpan balik atau feedback
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim kembali oleh penerima kepada pembicara
3.      Tidak harus tatap muka
4.      Tidak harus bertujuan
5.      Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect
6.      Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata
7.      Dipengaruhi oleh konteks
8.      Dipengaruhi oleh kegaduhan

B.     Sejarah Perkembangan Komunikasi Antarpribadi
Studi komunikasi antarpribadi mulai berkembang secara besar-besaran di Amerika Serikat sejak tahun 1960-an. Awal tahun 1900-an, Georg Simmel telah melakukan observasi secara cermat mengenai komunikasi antarpribadi yang sampai sekarang masih diperdebatkan meliputi konsep-konsep seperti reciprocal knowledge, characteristics of the dyad, interaction, rituals, secrecy, lies and truth, dan types of social relationships.
Tahun 1920-an dan rahun 1930-an, banyak bibit-bibit intelektual bagi studi komunikasi antarpribadi yang telah disemai. Tahun 1960-an, 1970-an, dan 1980-an, walaupun banyaknya gagasan-gagasan dan tulisan-tulisan dihasilkan selama beberapa masa sebelum tahun 1960-an, berkembangnya komunikasi antarpribadi sebagai area studi akademik yang dikenal, terutama merupakan hasil-hasil dari kekuatan sosial yang ada.
Pada akhir tahun 1970-an, studi mengenai komunikasi antarpribadi telah ditetapkan sebagai bidang utama studi bersama-sama dengan komunikasi massa di Amerika Serikat. Tidak demikian hanya di Eropa, Asia, dan Amerika latin. Bahkan sampai saat ini, di luar Amerika Serikat studi mengenai komunikasi antarpribadi menjadi bagian dari ilmu-ilmu psikologi, sosiologi, atau antropologi, dan memiliki label pengenal yang berbeda.
Selama tahun 1980-an, studi komunikasi antarpribadi dicirikan oleh sejumlah perspektif teori yang baru atau segar. Beberapa dari konsep dan teori yang mempunyai yang mempunyai pengaruh penting pada waktu itu ialah coordinated management of meaning (cronen, pearce, dan Harris, 1982; pearce, 1976), uncertainty reduction (Berger dan Bradac, 1982), constructivism (Delia, O’ keefe, & O’ Keefe, 1982), dialectical theory (Baxter, 1988, Rawlins, 1983), dan expectancy violations (Burgoon, 1983)
Pada tahun 1990-an juga merupakan waktu ketika buku-buku yang dicetak memperluas dasar pengetahuan bagi pengetahuan bagi berbagai bidang komunikasi antarpribadi, hal ini membantu meningkatkan pengakuan bahwa ilmu pengetahuan di bidang ini diterima di dalam bidang komunikasi dan disiplin ilmu pengetahuan lainnya, dilanjutkan juga diskusi mengenai pentingnya pemikiran teoretis di bidang komunikasi antarpribadi. Pada waktu yang sama, muncul teori-teori baru mengenai dan pendekatan-pendekatan kepada studi komunikasi antarpribadi muncul di bidang seperti non verbal behavior (Burgoon, stern, & Dillman, 1995), privacy (petronio, 2000), cognition (Berger, 1997, Greene, 1997) dan the potential harmful (or “dark”) side of interpersonal communication (cupach & spitzberg, 1994;spitzberg & cupach, 1998)
C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antarpribadi
1.      Persepsi Interpersonal
      Perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sangat bergantung pada persepsi interpersonal. Jika anda diberitahu bahwa dosen yang baru itu galak dan tidak suka dikritik, anda akan berhati-hati dala mengajukan pertanyaan. Jika anda memersepsi kawan anda sebagai orang cerdas, bijak, dan senang membantu, anda akan banyak meminta nasihat kepadanya.
      Persepsi interpersonal juga akan memengaruhi komunikasi. Contohnya jika anda menduga Susan orang yang lincah, hangat, dan bersahabat, Susan akan berprilaku seperti itu terhadap saya. Komunikasinya dengan saya menjadi lebih bebas, berani, dan terbuka. Bila orang berprilaku sesuai dengan persepsi orang lain terhadap dirinya, terjadilah apa yang disebut Self Ful Filling Propechy (ramalan yang dipenuhi sendiri)
2.      Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. William D. Brooks mendefinisisikan konsep diri sebagai “those physical, social, and psychologycal perceptions of of our selves that we have derived from experiences and our interaction with others” (1974:40). Jadi, konsep diri adalah “pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
3.      Atraksi Interpersonal
Untuk mengetahui siapa tertarik kepada siapa atau siapa menghindari siapa. Makin tertarik kita kepada seseorang, makin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan dia.
4.      Hubungan Interpersonal
Menurut Anita Taylor, Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsure, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting.
D.    Fungsi Komunikasi Antarpribadi
Fungsi utama komunikasi ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh imbalan-imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi, dan sosial. Komunikasi insani baik yang non-antarpribadi maupun yang antarpribadi semuanya mengenai pengendalian lingkungan guna mendapatkan imbalan. Seperti dalam bentuk fisik, ekonomi, dan sosial (Miller & Steinberg)

E.     Teori-Teori Komunikasi Antarpribadi
Terdapat beberapa teori komunikasi antarpribadi antara lain:
1.      Pesan-pesan antarpribadi
Terdapat interaksionisme simbolik dari George Herbert Mead,teori pelanggaran harapan dari Judee K. Burgoon, teori kebohongan antarpribadi dari Buller & Burgoon
a.       Interaksionisme simbolik

Teori Median menyatakan bahwa individu-individu mengenal atau mengetahui diri mereka melalui interaksi dengan orang-orang lain, yang berkomunikasi kepada mereka siapa mereka. Menurut Mead, tidak seorang pun dilahirkan dengan dirinya dan diri itu tidak berkembang secara naluriah. Sebaliknya, diri itu dikembangkan melalui proses sosial mengenai interaksi dengan orang-orang lain.


2.      Proses kognitif
a.       Konstruktivisme
Proses kognitif berupa konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jesse Delia, dimana tulisannya berupa hasil penelitian berjudul “The Contructivist Approach to Communication” dimuat dalam Human Communication Theory : Comparative Essays. Inti dari perspektif ini merupakan gagasan kembar, bahwa :
1.      Individu-individu berbeda dalam pengertian mengenai wilayah kemampuan kognitif sosial spesifik mereka.
2.      Perbedaan dalam kemampuan-kemampuan ini menerangkan perbedaan dalam pembuatan pesan
Konstruktivisme sebagian didasarkan pada teori dari George Kelly mengenai konsep-konsep pribadi yang mengemukakan bahwa orang memahami pengalamannya dengan mengelompokkan dan membedakan peristiwa-peristiwa yang dialaminya menurut persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya.
Pasangan-pasangan yang berlawanan seperti tinggi/rendah, hitam/putih, panas/dingin, yang digunakan untuk memahami peristiwa-peristiwa dan benda-benda, dinamakan konsep-konsep pribadi atau personal constructs. Pemikiran ini yang merupakan sumber nama teori George Kelly, yaitu personal construct theory.

3.      Pengembangan hubungan
a.       Teori penetrasi sosial
Teori ini nama atau nama aslinya social penetration theory merupakan bagian dari teori  pengembangan hubungan atau relationship development theory. Teori ini dikembangkan oleh Irwin Altman dan Damas Taylor. Altman dan Taylor dalam teori penetrasi sosial mereka menjelaskan secara perinci peran dari pengungkapan diri, keakraban, dan komunikasi dalam pengembangan hubungan antarpribadi. Teori ini memfokuskan diri pada pengembangan hubungan, terutama berkaitan dengan perilaku antarpribadi yang nyata dalam interaksi sosial dan proses-proses kognitif internal yang mendahului, menyertai, dan mengikuti pembentukan hubungan. Proses penetrasi sosial berlangsung secara bertahap dan teratur dari sifatnya di permukaan ke tingkat yang akrab mengenai pertukaran sebagai fungsi baik mengenai hasil yang segera maupun yang diperkirakan.
Menurut teori penetrasi sosial, prinsip pengaturan bagi komunikasi pada pertemuan awal ialah berupa norma resiprositas. Norma ini menyatakan bahwa kita merasa berkewajiban atau berutang untuk mengembalikan pengungkapan pihak lain yang kita terima.
Menurut teori ini, kita akan mengetahui atau mengenal diri orang lain dengan cara “masuk ke dalam” (penetrating) diri orang yang bersangkutan, untuk mengetahui berbagai jenis informasi mengenai diri orang lain.
Altman dan Taylor mengajukan empat tahap perkembangan hubungan antar individu yaitu:
1.      Tahap orientasi
Tahap dimana komunikasi yang terjadi bersifat tidak pribadi. Jika pada tahap ini keduanya saling merasa cukup mendapat imbalan, maka mereka akan melanjutkan ke tahap berikutnya.
2.      Tahap pertukaran efek eksploratif
Tahap dimana mulai muncul keterbukaan yang lebih dalam
3.      Tahap pertukaran efek
Tahap munculnya perasaan kritis dan evaluative pada level yang lebih dalam
4.      Tahap pertukaran stabil
Adanya keintiman, masing-masing individu member tanggapan dengan sangat baik.

b.      Teori reduksi ketidakpastian
Teori ini berasal dari Charles R. Berger dan Richard J. Calabrese dari Northwestern University. Teori-teori seperti persepsi manusia, pertukaran sosial, dan keseimbangan antarpribadi telah seringkali digunakan sebagai kerangka kerja dan dari situ untuk memperoleh hipotesis yang dapat diuji mengenai proses komunikasi antarpribadi.
4.      Pengaruh
a.       Teori disonansi kognitif
      Dalam teorinya Festinger mengganti konsep mengenai konsepsi atau keseimbangan dengan konsonan, dan ketidak seimbangan dengan istilah disonan. Menurut pandangan Festinger adanya tekanan untuk menghasilkan hubungan-hubungan konsonan diantara kesadaran-kesadaran dan menghindarkan disonan. Kognisi dapat berupa pengetahuan (“menurut prakiraan cuaca hari ini hujan”), dapat berupa keyakinan (hujan menyebabkan penyakit selesma), dapat merupakan pendapat (saya tidak suka akan hujan) yang ada pada orang tentang dirinya, perilakunya atau lingkungannya.

Teori Interaksi Simbolis
            Teori interaksi simbolis memfokuskan perhatiannya pada cara-cara yang digunakan manusia untuk membentuk makna dan struktur masyarakat melalui percakapan.
            Menurut George Herbert Mead makna yang muncul sebagai hasil interaksi di antara manusia baik secara verbal maupun nonverbal. Menurut paham ini, masyarakat muncul dari percakapan yang saling berkaitan di antara individu. Individu berinteraksi dengan individu lainnya sehingga menghasilkan suatu ide tertentu mengenai diri untuk menjawab siapa anda sebagai manusia. Orang memahami dan berhubungan dengan berbagai hal atau objek melalui interaksi sosial.
            Menurut pandangan interaksi simbolis, makna suatu objek sosial serta sikap dan rencana tindakan tidak merupakan sesuatu yang terisolasi satu sama lain. Orang-orang terdekat memberikan pengaruh yang besar pada kehidupan kita. Mereka memperkenalkan kita dengan kata-kata baru, konsep atau kategori baru yang akan memberikan pengaruh kepada kita dalam melihat realitas. Orang terdekat membantu kita belajar membedakan antara diri kita dengan orang lain sehingga kita terus memiliki sense of self.
            Konsep diri merupakan objek sosial penting yang dipahami dalam jangka waktu tertentu selama interaksi kita dengan orang-orang dekat. Konsep diri anda tidak lebih dari rencana tindakan anda terhadap diri anda, identitas, ketertarikan, kebencian, tujuan, ideology, serta evaluasi diri anda. Konsep diri member acuan dalam menilai objek lain. Seluruh tindakan ini berawal dari konsep diri.                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar