Rabu, 31 Mei 2017

Cerita perjalanan Organisasi

Bukan hal yang bisa dibilang penting, tapi lebih dari cukup jikalau tuk menemukan jalan mencapai masa depan. Suatu hal yang disebut sibuk hingga mampu menghabiskan sisa waktu yang dimiliki. Hanya sepenggal cerita saja yang dibagi pada seorang anak manusia yang merasa tersesat dalam lakon yang dipilihnya sendiri.
            Temuan baru ketika berkelana ke kota yang khas dengan suhu dinginnya. Langkah yang ditempuh pun akhirnya berakhir dengan obrolan ringan yang penuh makna, dengan lawan bicara yang ternyata memiliki background organisasi yang sama. Tak ada yang serius pada awalnya, namun pertemuan yang bermula dari celetuk-celetuk ringan pada akhirnya memperkenalkan dengan sesosok yang kubilang jenius. Dia yang dikenal bukan orang penting. Namun dibalik penampilan yang bisa disebut tidak meyakinkan, dia memiliki banyak karya buku yang telah diterbitkan berbagai penerbit dan juga telah di-Launchingkan.
            Ketika dicerca berbagai pertanyaan pun, awalnya dia enggan menjelaskan. Namun pada akhirnya dia berhasil menyatakan bahwasanya buku yang berhasil ia terbitkan sekitar 50 buah buku yang salah satunya berjudul ‘filsafat cinta’. Bahkan ketika acara launching bukunya, dia mengundang berbagai jajaran birokrat kampus. Salah satunya dalam sambutannya menyatakan bahwasanya keberhasilan “Jenius” ini bisa menjadi anugerah bisa juga menjadi musibah. Dikatakan musibah dikarenakan system kredit semester (SKS) yang berhasil ditempuh “jenius” ini tidak lebih dari 20 sks.
            Jenius pun menjelaskan dalam obrolannya bahwasanya dia menjadi seperti itu karena didikan salah seorang senior organisasinya. Tidak ada yang istimewa sebenarnya. Setelah ia menempuh jenjang kaderisasi, akhirnya dia pun mendatangi salah seorang seniornya untuk berguru. Awalnya dia pun disuruh berendam di air dingin selama tiga hari berturut-turut. Setelah itu ia pun disuruh memandang daun yang dipetik dari pohon dengan kisaran waktu dua jam setiap hari selama seminggu. Lalu, ia pun disuruh menulis dua lembar kertas HVS bolak-balik. Hanya sesederhana itu yang ia lakukan tanpa tahu maksud yang sebenarnya dari semua itu. Namun satu yang pasti ia berhasil menghasilkan karya seperti ini saat ini.
            Tidak hanya seorang “jenius”, ada lagi seorang gadis yang memiliki kisah tak kalah istimewa dengannya. Kusebut dia Mutiara. Gadis yang pada saat itu duduk di semester tiga dan telah berhasil menjadi asisten dosen (Asdos) di usia sebelia itu. Hampir sama dengan jenius, Mutiara pun awalnya tak mau menjelaskan bagaimana asal mulanya dirinya menjadi seperti ini. Hingga dia pun menjawab bahwasanya setelah ia mengikuti jenjang kaderisasi dia pun mendatangi seniornya untuk menimba ilmu. Awalnya dia pun disuruh memasak, membersihkan, dan mempersiapkan seluruh orang yang berada di basecamp organisasinya selama beberapa minggu. Seiring berjalannya waktu Mutiara pun tumbuh menjadi begitu pandai di bidang akademiknya hingga berhasil menjadi Asdos.
            Mungkin itulah jalan kehidupan yang harus ditentukan. Tak bisa jika menginginkan sukses di keduanya. Karena kemungkinan focus yang dimiliki tersebut akan terbagi. Jadi mulai saat ini tentukan ke arah mana kesuksesanmu, Akademik atau non akademik. Jangan biarkan pikiranmu mengambang diantara keduanya. Apalagi jika keduanya harus musnah bersama kepergian sang waktu. Sama saja dengan membuang-buang waktu dan menyia-nyiakan usia saja.
            Ocehan selanjutnya pun tentang “Rasa”. Apakah kamu sadar apa yang kamu lakukan? Apakah kamu sadar apa yang kamu rasakan? Jika pernah merasa begitu sakit hati karena perihal keluarga, ayolah… gunakan itu menjadi motivasi terkuatmu.
            Jika backgroundmu bukan anak orang kaya, sedang sekarang mereka keluargamu juga tak berpeluang kaya, lantas apa yang kamu banggakan?
Terus terpuruk dalam kemiskinan?
Terus terpuruk dengan kekurangan?
Hantam mereka dengan kesuksesanmu. Jika uang jawaban untuk mereka, silahkan kaya… tak ada larangan untuk itu.
            Untuk mengasah Rasa yang kamu miliki, asahlah ketika sholat. Sadari ketika kamu mengangkat tangan untuk takbir. Sadari saat itu kamu sedang berdiri. Rasakan Allah hadir di hadapan seorang hamba sepertimu..
            Ketika kamu telah berhasil merasakan apa yang ada di sekitarmu, bahkan alam pun akan mengajak bicara padamu. Dia kan menyampaikan semuanya padamu tentag hal yang tak pernah kau ketahui.
            Maka, asahlah rasa yang kamu miliki..
            Sadari semua hal yang belum pernah kamu sadari..
            Lakukan semua hal yang belum kamu lakukan sebelum semuanya terlambat,,,!!!


Giok, 07 feb 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar