Selasa, 01 Desember 2015

fakultasku untukku

Seperti halnya peperangan tanpa dilengkapi dengan persenjataan. Kita tak akan mampu mengalahkan musuh dengan mudah. Mungkin ada harapan untuk memenangkan perang, namun tak semudah jika peperangan dilengkapi dengan persenjataan yang lengkap. Sama halnya dengan proses perkuliahan yang tak dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang mampu menunjang sistem perkuliahan. Kelengkapan fasilitas, sangat berperan dalam suksesnya penyampaian materi oleh dosen di kelas. Adanya proyektor misalnya, seperti yang kita tahu dari keseluruhan ruangan yang berjumlah 29 ruang di fakultas dakwah dan komuikasi, ada 9 ruangan kelas yang tidak memiliki fasilitas proyektor. Padahal, proyektor sendiri sangat dibutuhkan ketika proses pembelajaran. Seperti saat presentasi yang pada awalnya penyampaian materi harus dengan LCD Proyektor, karena ketiadaan proyektor sendiri menyebabkan minimnya materi yang tersampaikan. Mahasiswa sendiri harus berlari kesana kemari untuk rebutan proyektor. Maklum saja, proyektor yang disediakan fakultas hanya ada dua. Jadi, siapa yang cepat dia yang dapat. Banyak juga yang mengaku kurang bersemangat saat di kelas, hanya karena ketidak adaan proyektor. Usaha mati-matian mahasiswa saat berusaha mengerjakan tugas makalah maupun power point dari dosen. Namun pada saat presentasi, harus tertunda atau bahkan gagal karena tidak adanya proyektor. Mereka harus menyampaikan materi dengan apa adanya. Sungguh sangat mengecewakan. Seperti sia-sia saja usaha yang mereka lakukan, jika harus dibayar dengan kekecewaan mendalam hanya karena sebuah masalah tidak kebagian proyektor pada saat mau presentasi. Di sisi lain, kita terkadang merasakan ketidaknyamanan saat kuliah. Lagi fokusnya belajar, tapi yang kita rasakan hanya panas dan berkeringat yang disebabkan hanya karena ketidak berfungsiannya AC. Padahal, dari Bapak Moefad selaku wakil dekan II sendiri telah menyampaikan bahwa, telah dilakukan pengecekan tiap bulan akan kelengkapan dan kondisi AC tiap ruangan kelas. Tapi entah mengapa, belum bisa mendinginkan ruang kelas. Yang bisa dilakukan hanya menggoyangkan kertas dari kanan ke kiri. Yah, apalagi kalau bukan untuk mencari angin, untuk sekedar mendinginkan kepala. Apa mungkin dunia ini terlalu panas, atau neraka telah bocor. Apa mungkin perbaikan yang dilakukan tiap bulan itu hanya formalitas atau alasan saja agar kelihatan diperbaiki dan dirawat oleh fakultas setiap bulan. Karena pada nyatanya banyak ruangan yang AC-nya mati atau bahkan tidak berfungsi sama sekali. Entahlah. Jika merujuk pada teori yang dikemukakan oleh Ivan Pavlov, salah satunya adalah memberikan suasana yang menyenangkan ketika memberikan tugas-tugas belajar. Jadi kenyamanan dalam kelas juga kita perlukan saat proses perkuliahan. Berarti fasilitas proyektor dan pendingin ruangan juga berperan dalam proses pembelajaran di FDK. Jika fakta yang ada bahwa fasilitas tersebut tidak ada sebagaimana mestinya. Dapat disimpulkan bahwa FDK tidak serius dalam proses belajar di perguruan tinggi. Sekarang pilihannya pihak akademik benar-benar memperbaiki fasiltitas kampus atau menterlantarkan keadaan kampus ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar